(Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme)
Bermasyarakat merupakan hidup antara individu-individu,
kelompok, dan golongan yang memiliki hubungan yang baik satu sama lain. Hubungan
setiap anggota yang harus saling memberi dan menerima agar tidak terlepas dari
ikatan hidup bermasyarakat. Ikatan yang kuat seperti rasa solider, toleransi,
tenggang rasa, tepa selira, dan saling bertanggung jawab. Tetapi di samping
ikatan yang kuat tersebut juga sering terjadi ketidakharomonisan masing-masing
individu, kelompok, dan golongan. Sebagai contoh pertikaian antar golongan ras.
Rasisme adalah sistem kepercayaan yang menyatakan bahwa
perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya
atau individu, bahwa suatu ras tertentu lebih superior memiliki hak untuk
mengatur ras lainnya. Rasisme murujuk pada preferensi terhadap kelompok etnis
tertentu sendiri (etnosentrisme), ketakutan terhadap orang asing (xenophobia),
penolakan terhadap hubungan antar ras (miscegenation), dan generasi terhadap
suatu kelompok orang tertentu (stereotipe). Rasisme mendorong terjadinya
diskriminasi sosial.
Salah satu rasisme yang sering terjadi di Indonesia adalah
pertikaian antar masyarakat beragama. Tidak dapat dipungkuri bahwa perbedaan
ras dan agama memperlebar jurang pemusuh antar bangsa. Perbedaan suku dan ras
ditambah dengan perbedaan agama menjadi lebih kuat untuk menimbulkan perpecahan
antar kelompok dalam masyarakat. Contoh antara suku Aceh dan suku Batak selalu
hidup dalam ketegangan dan konflik fisik yang merugikan ketentraman dan
keamanan hidup bermasyarakat. Hal ini terjadi karena suku Aceh yang beragama
islam dan suku Batak yang beragama Kristen. Selain itu perbedaan budaya antara
suku Aceh dan suku Batak juga dapat memicu terjadinya konflik. Kerugian fisik
dan mental dirasakan oleh kelompok minoritas di mana di Indonesia orang Kristen
lebih sedikit dari orang islam. Massa yang mengamuk dari mayoritas yang memeluk
agama islam menekan kelompok yang minoritas kristen.
Konflik dapat diatasi dengan cara mengelola atau menyesuaikan
perbedaan atau pertentangan dengan cara-cara damai. Pertikaian antar golongan
dapat dilakukan dengan cara debat dan musyawarah. Debat dapat digunakan untk
menanggapi segala tuduhan terhadap golongan yang dituduh sekaligus meyakinkan
pihak lain atas kebenaran golongan yang dituduh. Musyawarah bertujuan untuk
menemukan jalan keluar dari perbedaan yang ada sehingga terbentuknya kompromi
dan negoisasi tanpa harus ada pertikaian yang merugikan masing-masing anggota
kelompok ataupun orang lain.
Sikap toleransi terhadap perbedaan-perbedaan yang dimiliki
setiap manusia sangat dianjurkan. Karena perbadaan itu adalah suatu hal yang
tidak dapt ditolak dan diciptakan untuk saling
melengkapi. Sehingga manusia akan terus berkembang dan menciptakan
perubahan-perubahan yang nantinya akan bermanfaat bagi kehidupa manusia.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar