MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia dan kebudayaan merupakan suatu ikatan yang tidak
dapat dipisahkan. Manusia menciptakan kebudayaannya sendiri dan melestarikan
secara turun temurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari dan dari
kejadian-kejadian yang sudah diatur oleh Tuhan. Budaya tercipta merupakan hasil
dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam. Manusia
diciptakan oleh Tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untu
berkarya di bumi ini. Di samping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia,
intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi, dan perilaku. Dengan segala
kemampuan yang dimiliki maka manusia bisa menciptakan kebudayaan.
Beragam manusia di muka bumi menciptakan kebudayaannya
masing-masing. Sebagai contoh salah satu kebudayaan di Indonesia, tepatnya di
Sumatera Barat, yang dikenal dengan budaya Minangkabau. Budaya Minangkabau
adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau dan berkembang di
seluruh kawasan berikut daerah perantauan Minangkabau. Budaya ini merupakan
salah satu kebudayaan terbesar di Indonesia yang sangat menonjol dan
berpengaruh. Budaya ini memiliki sifat egaliter, demokratis, dan sintetik, yang
menjadi anti-tesis bagi kebudayaan besar lainnya, yakni budaya Jawa yang
bersifat feodal dan sinkretik. Berbeda dengan kebanyakan budaya di dunia,
budaya Minangkabau menganut sistem matrilineal baik dalam hal pernikahan,
persukuan, warisan, dan sebagainya.
Berdasarkan sejarahnya, budaya Minangkabau berasal dari Luhak
Nan Tigo, yang kemudian menyebar ke wilayah rantau di sisi barat, timur, utara,
dan selatan dari Luhan Nan Tigo. Masayarakat Minangkabau memiliki beberapa
produk kebudayaan, dilihat dari segi:
1.
Kepemimpinan
Masyarakat
Minangkabau memiliki filosofi bahwa “pemimpin itu hanyalah ditinggikan
seranting dan didahulukan selangkah.” Artinya seorang pemimpin haruslah dengan
masyarakat yang ia pimpin, dan seorang pemimpin harus harus siap dikritik jika
ia berbuat salah. Dalam konsep ini masyarakat Minangkabau tidak mengenal jenis
pemimpin yang bersifat diktator dan totaliter.
2.
Pendidikan
Budaya
Minangkabau mendorong masyarakatnya untuk mencintai pendidikan dan ilmu
pengetahuan. Sehungga sejak kecil, para pemuda Minangkabau telah dituntut untuk
mencari ilmu. Filosofi Minangkabau yang mengatakan bahwa “alam terkembang menjadi
guru”, merupakan suatu adagium yang mengajak masyarakat Minangkabau untuk
selalu menuntut ilmu.
3.
Kewirausahaan
Orang
Minangkabau dikenal dengan sebagai masyarakat yang memiliki etos kewirausahaan
yang tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan serta bisnis yang
dijalankan oleh pengusaha Minangkabau diseluruh Indonesia. Selain itu banyak
pula bisnis orang-orang Minangyang dijalankan di Malaysa dan Singapura.
4.
Demokrasi
Produk
kebudayaan yang juga menonjol adalah sikap demokratis pada masyarakatnya.sikap
ini disebabkan karena sistem pemerintahan Minangkabau terdiri dari banyak
nagari yang otonom, di mana pengambilan keputusan haruslah berdasarkan
musyawarah dan mufakat. Hal ini terdapat dalam pernyataan adat “bulat air karena
pembuluh, bulat kata karena mufakat.”
5.
Harta
Pusaka
Dalam
budaya Minangkabau terdapat dua jenis harta pusaka, yaitu harta pusaka tinggi
dan harta pusaka rendah. Harta pusaka tinggi merupakan warisan turun-temurun
dari leluhur yang dimiliki oleh suatu keluarga atau kaum, sedangkan harta
pusaka rendah merupakan hasil pencarian seseorang yang diwariskan menurut hukum
islam.
6.
Arsitektur
Arsitektur
Miangkabau merupakan bagian dari seni arsitektur khas Nusantara, yang
wilayahnya merupakan kawasan rawan gempa. Sehingga banyak rumah-rumah
tradisional yang berbentuk panggung, menggunakan kayu dan pasak, serta tiang
penyangga yang diletakkan di atas batu tertanam. Namum ada kekhasan arsitektur
Minangkabau yang tak dapat dijumpai di wilayah lain, seperti atap bergonjong.
Model ini digunakan sebagai bentuk atap rumah, balai pertemuan, dan kini juga
digunakan sebagai bentuk atap kantor-kantor diseluruh Sumatera Barat. Di luar
Sumatera Barat, atap bergonjong juga terdapat pada kantor perwakilan Pemda
Sumatera Barat di Jakarta, serta pada salah satu bangunan di halaman Istana
Seri Menanti, Negeri Sembilan. Bentuk gonjong diyakini berasal dari bentuk
tanduk kerbau, yang sekligus merupaka ciri khas etnik Minangkabau.
7.
Masakan
Memasak
masakan lezat merupakan salah satu budaya dan kebiasan masyarakat Minangkabau.
Hal ini dikarenakan seringnya penyelenggaraan pesta adat, yang mengharuskan
penyajian makanan yang nikmat. Masakan Minangkabau tidak hanya disajikan untuk
masyakat Minangkabau saja, namun juga telah dikonsumsi diseluruh Nusantara.
Orang-orang Minang biasa menjual makanan khas seperti, rendang, asam pedas,
soto padang, sate padang, dan dendeng balado di rumah makan yang dikenal dengan
Restoran Padang.
8.
Literasi
Masyarakat
Minangkabau telah memiliki budaya literasi sejak abad ke-12. Hal ini ditandai
dengan ditemukannya aksara Minangkabau. Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah
merupakan salah satu literatur masyarkat Minangkabau yang pertama.
9.
Pantun
dan Pepatah-Petitih
Dalam
masyarakat Minangkabau, pantun dan pepatah-petitih merupakan salah satu bentuk
seni persembahan dan diplomasi yang khas. Pada umumnya pantun dan
pepatah-petitih menggunakan bahasa kiasan dalam penyampaiannya. Sehingga di
Minangkabau, seseorang bisa dikatakan tidak beradat jika tidak menguasai seni
persembahan.
10.
Ukiran
Masyarakat
minangkabau sejak lama telah mengembangkan seni budaya berupa ukiran, pakaian,
dan perhiasan.
11.
Tarian
Tari-tarian
merupakan salah satu corak budaya Minangkabau yang sering digunakan dalam pesta
adat atau dalam perayaan pernikahan. Tari Minangkabau tidak hanya dimainkan
oleh kaum perempuan tapi juga oleh laki-laki.
12.
Bela
Diri
Pencak
silat merupakan seni bela diri khas Minangkabau yang diwariskan secara turun
temurun dari generasi ke generasi. Pada mulanya silat merupakan bekal bagi
perantau untuk menjaga diri dari hal-hal terburuk selama di perjalanan atau di
perantauan.
13.
Musik
Budaya
Minangkabau juga banyak melahirkan jenis alat musik dan lagu. Di antara alat
musik khas Minangkabau adalah saluang, talempong, rabab, serta bansi.
Konsep Ilmu Budaya
Dasar dalam Kesusastraan
Ilmu budaya dasar secara sederhana adalah pengetahuan yang
diharapkan mampu memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan. Suatu karya
dapat saja mengungkapkan lebih dari suatu masalah, sehingga ilmu budaya dasar
bukan ilmu sastra, ilmu filsafat, ataupun ilmu tari yang terdapat dalam
pengetahuan budaya, tetapi ilmu budaya dasar menggunakan kaarya yang terdapat
dalam pengetahuan budaya. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai
mansia sebagai makhluk berbuday, sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang
budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep.
Karya sastra adalah adalah penjabaran abstaksi, namun
filsafat yang menggunakan bahasa juga disebut abstrasi. Maka abstrak adalah
cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digerap oleh filsafat.
Dalam kesusastraan IBD dapat dihubungkan meliputi: bahasa, agama, kesustraan,
kesenian, dan lain-lain. Ilmu Budaya Dasar adalah satuan pengetahuan yang
dikembangkan sebagai usaha pendidikan. Tanpa ada maksud menciptakan dikotomi
dalam kesusastraan, ada perbedaan antara literatur biasa dengan sastra. Sastra
memiliki sense of love yang lebih representatif. Sebagai contoh literatur
ekonomi dapat saja mencatat angka-angka. Ada benang merah yang menyatukan
konsep kebudayaan kita.
Referensi:
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Budaya_Minangkabau
http://ulfanurizqiindaha.blogspot.com/2011/10/manusia-dan-kebudayaan.html
http://deathneverlost.wordpress.com/2011/11/13/konsep-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar