Kamis, 05 Desember 2013

sistem informasi asuransi & keuangan, rezi maya sari, 1a112085

SISTEM AKUNTASI PENDAPATAN PADA PT. ASURANSI JIWA BERSAMA BUMI PUTERA 1912

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 adalah perusahan asuransi jiwa nasional milik bangsa Indonesia yang bergerak di bidang usaha asuransi jiwa yang berupaya untuk menanggung risiko kerugian yang dihadapi oleh anggota masyarakat dan sekaligus sebagai lembaga penghimpun dana masyarakat. Perusahan ini didirikan pada tanggal 12 Februari 1912 di Magelang, Jawa Tengah, memiliki beberapa cabang salah satunya PT. Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Kantor cabang operasional Jl. W.R Supratman No. 28 Bandung.
Kantor ini memiliki struktur organisasi yang dimaksudkan untuk menghindari penyalahgunaan wewenang dan tanggungjawab dari bagian-bagian yang ada di dalamnya. Struktur organisasi dari kantor ini terdiri dari Pimpinan Cabang, yang bertugas memimpin, mengontrol, dan mengawasi seluruh operasional perusahaan atas kinerja serta hasil divisi usahanya selama periode tertentu, Kasir, Administrasi, Supervisor, dan Agen.
Dalam sistem pendapatan ini terdapat fungsi-fungsi yang saling mendukung.  Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem ini adalah:
1.       Fungsi Agen di dalam sistem pendapatan sebagai pencari nasabah dan melayani nasabah, sehingga nasabah tersebut mengajukan asuransi. Agen juga membantu nasabah dalam melakukan pembayaran premi asuransi.
2.       Fungsi Supervisor di dalam sistem pendapatan adalah mengecek formulir SPAJ, mengecek kelengkapan persyaratan yang diajukan dari nasabah serta mengotorisasi dokumen yang berasal dari agen.
3.       Fungsi Administrasi di dalam sistem pendapatan adalah menerima uang premi yang kemudian diserahkan lagi ke bagian kasir, menginput data nasabah, mengeluarkan kuitansi premi, kuitansi klaim, membuat SPK, mengeluarkan polis, membuat laporan pendapatan, menerima slip penyetoran bank, dan menghitung pendapatan yang diterima.
4.       Fungsi Kasir dalam sistem pendapatan adalah menerima uang dari bagian administrasi dan menyetorkan uang tersebut ke bank, menerima slip penyetoran dari bank yang kemudian slip penyetoran tersebut diberikan ke bagian Administrasi. Kasir juga membuat data pembayaran premi langsung dan data pembayaran premi transfer.
Dokumen yang digunakan dalam sistem pendapatan sebagai berikut:
1.       Kuitansi Premi, dokumen ini diberikan pada nasabah sebagai bukti pembayaran premi.
2.       Kuitansi Kalaim, dokumen ini diberikan kepada nasabah yang melakukan klaim sebagai bukti pembayaran klaim.
3.       Surat Pengajuan Asuransi Jiwa, formulir pengajuan untuk mengikuti asuransi yang di dalamnya berisikan data nasabah.
4.       Polis, dokumen yang di dalamnya berisikan tentang no polis, produk asuransi yang dipilih, lama masa asuransi yang diambil, dan Uang Pertanggungan yang disepakati antara nasabah dengan pihak asuransi.
5.       Surat Pengajuan Klaim, surat pengantar klaim untuk proses pencarian dana yang dibuat kantor cabang untuk diberikan ke kantor wilayah.
Cataan yang digunakan adalah Data Pembayaran Premi dan Laporan Pendapatan.
Digram Konteks

  
Keterangan:
FC KTP  = FOTOCOPY KTP                                                            
FC KK     = FOTOCOPY KARTU KELUARGA                                               
KK           = KUITANSI KLAIM                                                                            
KP           = KUITANSI PREMI                                                         
SPAJ      = SURAT PENGAJUAN ASURANSI JIWA                 
DPP        = DATA PEMBAYARAN PREMI
DPPL      = DATA PEMBAYARAN PREMI LANGSUNG
DPPT     = DATA PEMBAYARAN PREMI TRANSFER
SPAJ ISI                = SURAT PENGJUAN ASURANSI JIWA YANG SUDAH DIISI OLEH NASABAH
SPK        = SURAT PENGAJUAN KLAIM
LP           = LAPORAN PENDAPATAN

Data Flow Diagram Level 0



Data Flow Diagram Level 1 Proses 1
Pada bagian ini diterangkan mengenai turunan dari level 0 sistem yaitu proses mengisi menawarkan produk asuransi. Agen menawarkan produk asuransi berupa brosur ke Nasabah. Nasabah memilih produk asuransi, kemudian Agen menyerahkan SPAJ untuk diisi oleh Nasabah. Nasabah mengisi SPAJ dan menyerahkan FC KTP dan FC KK ke Agen.


Data Flow Diagram Level 1 Proses 2
Pada bagian ini diterangkan mengenai turunan dari level 0 sistem yaitu proses pengecekan kelengkapan dokumen. Agen menyerahkan SPAJ isi, FC KTP dan FC KK ke Supervisor tetapi belum diserahkan semua dokumen tersebut dicek terlebih dahulu oleh agen.
Data Flow Diagram Level 1 Proses 3
Pada bagian ini diterangkan mengenai turunan dari level 0 sistem yaitu proses otorisasi. Supervisor menandatangani SPAJ isi, FC KTP, dan FC KK, kemudian diserahkan ke Kepala Cabang, setelah diotorisasi dari Kepala Cabang semua dokumen tersebut diserahkan ke Administrasi.

Data Flow Diagram Level 1 Proses 4
Pada bagian ini diterangkan mengenai turunan dari level 0 sistem yaitu proses mengeluarkan polis. Administrasi mengajukan No Polis ke Kantor Wilayah dengan menyerahkan SPAJ 2 isi otorisasi. Kemudian Kantor Wilayah mengeluarkan No Polis, yang diserahkan ke Administrasi. Administrasi membuat Polis dan Kuitansi Premi (KP) untuk diserahkan ke nasabah melalui Agen.

Data Flow Diagram Level 1 Proses 5
Pada bagian ini diterangkan mengenai turunan dari level 0 sistem yaitu proses pembayaran premi. Nasabah melakukan pembayaran premi dengan 3 cara yaitu melalui Agen, transfer melalui Bank, dan langsung ke Administrasi. Jika Nasabah melakukan pembayaran premi transfer melalui Bank maka Slip Penyetoran Bank tersebut diserahkan ke Administrasi sebagai bukti telah melakukan pembayaran premi. Jika melalui Agen, uang premi dari Nasabah akan disetorkan ke Administrasi. Berdasarkan Slip Penyetoran Bank dan uang premi maka Administrasi membuat DPP (Data Pembayaran Premi), DPP diserahkan ke Kepala Cabang untuk diotorisasi, setelah diotorisasi DPP pun diserahkan kembali ke Administrasi. DPP otorisasi bersama dengan uang premi diserahkan ke Kasir. Kasir membuat DPPL dan DPPT, kemudian diserahkan ke Administrasi. Uang premi disetorkan oleh Kasir ke Bank dan Slip Penyetoran Bank diserahkan ke Administrasi dan menyerahkan DPPL otorisasi dan DPPT otorisasi.  Administrasi membut LP yang diserahakan ke Kepala Cabang untuk diotorisasi, kemudian setelah diotorisasi Kepala Cabang menyerahkan kembali ke Administrasi. LP otorisasi diserahkan ke Kantor Wilayah.


Data Flow Diagram Level 2 Proses 5.1
Pada bagian ini diterangkan mengenai turunan dari level 1 sistem yaitu proses pembayaran premi. Nasabah melakukan pembayaran premi dengan 3 cara yaitu melalui Agen, transfer melalui Bank, dan langsung ke Administrasi. Jika Nasabah melakukan pembayaran premi transfer melalui Bank maka Slip Penyetoran Bank tersebut diserahkan ke Administrasi sebagai bukti telah melakukan pembayaran premi. Jika melalui Agen, uang premi dari Nasabah akan disetorkan ke Administrasi. Berdasarkan uang premi dan Slip Penyetoran Bank maka Administrasi membuat Kuitansi Klaim (KK). KK diserahkan ke nasabah melalui Agen sebagai bukti telah melakukan pembayaran premi.

Data Flow Diagram Level 2 Proses 5.2
Pada bagian ini diterangkan mengenai turunan dari level 1 sistem yaitu proses otorisasi pembayaran premi. Administrasi membuat DPP berdasarkan uang premi dan Slip Penyetoran Bank, kemudian diserahkan ke Kepala Cabang untuk diotorisasi, DPP yang diotorisasi diserahkan kembali ke Administrasi. Administrasi menyerahkan DPP otorisasi dan uang premi ke Kasir. Kasir membuat DPPT kemudian diserahkan ke Kepala Cabang untuk diotorisasi dan diserahkan kembali ke Kasir setelah diotorisasi. Kasir menyerahkan DPPL dan DPPT otorisasi ke Administrasi, sedangkan uang perminya disetorkan ke Bank. Bank mengeluarkan Slip Penyetoran Bank kemudian diserahkan ke Administrasi.

Data Flow Diagram Level 2 Proses 5.3
Pada bagian ini diterangkan mengenai turunan dari level 1 sistem yaitu proses Laporan Pendapatan. Administrasi membuat Laporan Pendapatan berdasarkan DPPL otorisasi dan DPPT otorisasi. Kemudian LP diserahkan ke Kantor Wilayah untuk diotorisasi. Setelah diotorisasi LP diserahkan kembali ke Administrasi, dari Administrasi LP diserahkan ke Kantor Wilayah.

Data Flow Diagram Level 1 Proses 6
Pada bagian ini diterangkan mengenai turunan dari level 0 sistem yaitu proses menyetorkan uang premi. Kasir menyetorkan uang premi ke Bank, Bank mengeluarkan Slip Penyetoran Bank kemudian ke Administrasi.

Data Flow Diagram Level 1 Proses 7
Pada bagian ini diterangkan mengenai turunan dari level 0 sistem yaitu proses mengajukan klaim. Nasabah mengajukan klaim ke Administrasi dengan persyaratan seperti Polis, KP terakhir setelah pembayaran premi, Surat Kematian, Surat Keterangan Visum, Surat Keterangan Kepolisian. Kemudian Administrasi membuat SPK, SPK dierahkan ke Administrasi. Administrasi membuat Kuitansi Klaim, dan memberikan uang klaim bersama dengan KK ke Nasabah. Setelah KK ditandatangani oleh Nasabah, KK diserahkan kembali ke Administrasi.

Referensi :

Minggu, 24 November 2013

PROSES ORGANISASI

1. PENDAHULUAN

Dalam Organisasi tentunya terdapat proses-proses yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Seperti, Proses mempengaruhi pengambilan keputusan dan komunikasi adalah proses-proses manejerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting daripada manajer individual dalam pengaruhny apada pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasi.

2. TEORI

1.       Proses Organisasi
Proses dalam kamus bahasa Indonesia berarti rangkaian suatu tindakan. Sedangkan proses dalam buku organisasi karamgan Gibso Invancevich Donnelly adalah berkenaan dengan aktifitas yang memberi kehidupan pada skema organisasi tersebut. Proses organisasi merupakan jiwa bagi struktur organisasi. Jika proses tersebut tidak berjalan dan berfungsi dengan baik, maka masalah tidak pernah yang tidak perah diharapkan akan timbul dalam sebuah organisasi.

a. Proses Mempengaruhi
Dalam perusahaan tentu adanya proses peran dari masing – masing pegawai dalam suatu perusahaan. Proses peranpun itu meliputi cara kerjanya perusahaan untuk mencari harapan yang terbaik. Dimana perusahaan bisa untuk berkembang dengan baik tanpa adanya hal untuk saling mempengaruhi. Peran itupun akan saling menunjang kemajuan perusahaan. Karena dengan adanya peran untuk saling mempengaruhi maka perusahaan akan saling terdapat komunikasi yang baik didalam menjalin etika yang formal.
Dari sini akan tampak bahwa setiap perusahaan akan bisa mempengaruhi setiap pegawainya untuk melakukan hal yang terbaik .Berikut akan dijelaskan bagaimana peran proses mempengaruhi dalam suatu perusahaan. Proses mempengaruhi adalah suatu kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok, sedangkan elemen – elemen nya adalah :
a. orang yang mempengaruhi (0)‏
b. metode mempengaruhi (→)‏
c. orang yang dipengaruhi (p)‏
Jadi proses mempengaruhi : 0 → p
Jadi dari data di atas tedapat timbal balik dalam suatu pengaruh untuk mempengaruhi seseorang, sedangkan metode untuk mempengaruhi adalah di antaranya :
a. Kekuatan fisik
b. Penggunaan sanksi (positif/negatif)‏
c. Keahlian
d. Kharisma (daya tarik
)

Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan :
a. Antara perseorangan
b. Kelompok dengan seseorang
c. Seseorang dengan kelompok

Hubungan antara Kekuasaan dan Pengaruh
a. Analisis French-Raven
b. Analisis Etzioni
c. Analisis Nisbel

Dari data diatas bahwa dapat disimpulkan suatu perusahaan yang seharusnya adalah dimana perusahaan itu bisa mempengaruhi para pegawainya untuk mejadikan motivasi yang kuat guna menjadikan perusahaan yang besar. Dimana pengaruhnya perusahaan bisa sebagai insporator bagi para pegawainya. Selain itu pula harus terdapat kekuatan fisik untuk bisa mempengaruhi seseorang dan keahlian yang tepat guna tercapainya suatu tujuan.Terdapat pula bahwa mempengaruhi dalam perusahaan itu bisa dilakukan dengan berbagai macam caranya mulai dari antara perorangan,kelompok dengan seseorang,seseorang dengan kelompok.dan lain sebagainya.
Jadi betapa penting jika suatu perusahaan bisa mempengaruhi para pegawainya untuk bisa berkerja seoptimal mungkin. Sehingga perusahaan pun akan demikian pesatnya mengalami kemajuan guna adanya sifat saling mempengaruhi.

Contoh Kasus: Terjadinya hubungan timbal balik antara naiknya biaya produksi dan turunnya daya beli masyarakat berarti memperlemah perputaran roda ekonomi secara keseluruhan di Indonesia. Kondisi ini dapat mempengaruhi iklim investasi secara keseluruhan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek naiknya harga BBM tersebut disikapi oleh pelaku pasar, khususnya pelaku pasar modal sebagai pusat perputaran dan indikator investasi.

b. Proses Pengambilan Keputusan
Cara lain untuk memahami tindak komunikasi dalam organisasi adalah dengan melihat bagaimana suatu organisasi menggunakan metode tertentu untuk mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi. Dalam dataran teoritis, kita mengenal empat metode pengambilan keputusan, yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion), dan kesepakatan (consensus).

a. Kewenangan Tanpa Diskusi
Metode pengambilan keputusan ini sering kali digunakan oleh para pemimpin otokratik
atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.
Proses pengambilan keputusan itu berlangsung dengan tahapan sebagai berikut :
      Menghimpun data melalui pencatatan bahkan mungkin berupa kegiatan penelitian
      Melalui analisis data
      Menetapkan keputusan yang akan ditempuh
      Mengoprasionalakan keputusan menjadi kegiatan
   Selama berlangsungnya kegiatan sebagai pelaksana keputusan akan diperoleh data oprasional yang baru
Sementara itu tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan dapat dikemukakan sebagai
dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasional berikut :
1)      Tetapkan masalah
2)      Idntifikasi criteria keputusan
3)      Alokasikan bobot pada criteria
4)      Kembangkan alternaif
5)      Evaluasi alternative
6)      Pilih alternative terbaik

3. ANALISIS

Proses mempengaruhi pengambilan keputusan dan komunikasi adalah proses-proses manejerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting daripada manajer individual dalam pengaruhnya pada pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi formal.

4. REFERENSI

http://windsaga.blogspot.com/2011/03/proses-organisasi.html

Sabtu, 23 November 2013

KONFLIK ORGANISASI

 1. PENDAHULUAN
Dalam membangun suatu organisasi untuk mencapai atau mewujudkan suatu tujuan bersama yang dapat menguntungkan kedua belah pihak akan menimbulkan suatu pertarungan menang atau kalah antara kelompok atau perorangan yang berbeda kepentingannya satu sama lain dalam organisasi, atau dapat dikatakan juga bahwa konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau antogonistik antara dua atau lebih pihak yang terkait.
Perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi adalah latar belakang terjadinya konflik. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakn situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak ada satu masyarakat pun yang tidak pernah mangalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
2. TEORI
1.      PENGERTIAN KONFLIK
Konflik berasal dari kata kerja latin configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.
1.      Konflik menurut Robbin
Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik. Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:
a.       Pandangan tradisional (The Tradisional View)
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik ini merupakan suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang-orang, dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.
b.      Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View)
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di dalam kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena di dalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar anggota. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi. Dengan kata lain, konflik harus dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan inovasi atau perubahan di dalam tubuh kelompok atau organisasi.
c.       Pandangan interaksionis (The Interactionist View)
Pandangan ini cenderung mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minuman secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis-diri, dan kreatif.
2.      Konflik menurut Stoner dan Freeman
Stoner dan Freeman (1989-392) membagi pandangan menjadi dua bagian, yaitu pandangan tradisional (Old View) dan pandangan modern (Current View).
a.       Pandangan tradisional
Pandangan tradisional menganggap bahwa konflik dapat dihindari. Hal ini disebabkan konflik dapat mengacaukan organisasi dan mencegah pencapaian tujuan yang optimal. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang optimal, konflik harus dihilangkan.
b.      Pandangan modern
Konflik tidak dapat dihindari. Hal ini disebabkan banyak faktor, antara lain struktur organisasi, perbedaan tujuan, persepsi, nilai-nilai, dan sebagainya. Konflik dapat mengurangi kinerja organisasi dalam berbagai tingkatan. Jika terjadi konflik, manajer sebagai pihak manajemen bertugas mengelola konflik sehingga tercipta kinerja yang optional untuk mencapai tujuan bersama.
3.      Konflik menurut Myers
Selain pandangan menurut Robbin dan Stoner dan Freeman, konflik dipahami berdasarkan dua sudut pandang, yaitu:
a.       Pandangan tradisional
Pandangan ini sangat menghindari adanya konflik karena dinilai sebagai faktor penyebab pecahnya suatu kelompok atau organisasi. Menurut pandangan tradisional, konflik haruslah dihindari.
b.      Pandangan kontemporer
Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia. Namun, yang menjadi persoalan adalah bukan bagaimana meredam konflik, tapi bagaimana menanganinya secara tepat sehingga tidak merusak hubungan antar pribadi bahkan merusak tujuan organisasi.
2.      JENIS DAN SUMBER KONFLIK
Ada beberapa orang yang mengelompokkan konflik menjadi sebagai berikut :
a.       Konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang (person role conflict)
b.      Konflik antar peranan (inter-role conflict), yaitu persoalan timbul karena satu orang menjabat dua atau lebih fungsi yang saling bertentangan.
c.       Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang (intersender conflict)
d.      Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan (intrasender conflict)
Selain pembagian jenis konflik di atas masih ada pembagian jenis konflik yang dibedakan menurut pihak-pihak yang saling bertentangan, yaitu :
a.       Konflik dalam diri individu
b.      Konflik antar individu
c.       Konflik antar individu dan kelompok
d.      Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
e.       Konflik antar organisasi
Konflik organisasional timbul karena ada beberapa sumbernya, dan berbagai sumber utama konflik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a.       Kebutuhan untuk membagi sumber daya- sumber daya yang terbatas
b.      Perbedaan-perbedaan dalam berbagai tujuan
c.       Saling ketergantungan kegiatan-kegiatan kerja
d.      Perbedaan nilai-nilai atau persepsi
e.       Kemenduaan organisasional
f.       Gaya gaya individual
Individu-individu dalam organisasi mempunyai banyak tekanan pengoperasian organisasional yang menyebabkan konflik. Secara lebih konsepsual Litterer mengemukakan empat penyebab konflik organisasional, yaitu :
a.       Suatu situasi di mana tujuan-tujuan tidak sesuai
b.      Keberadaan peralatan-peralatan yang tidak cocok atau alokasi-alokasi sumber daya yang tidak sesuai
c.       Suatu masalah ketidak tepatan status
d.      Perbedaan presepsi
Di dalam suatu organisasi terdapat empat bidang struktural, dan di bidang itulah konflik sering terjadi, yaitu :
a.       Konflik hirarkis, adalah konflik antara berbagai tingkatan organisasi
b.      Konflik fungsional, adalah konflik antara berbagai departemen fungsional organisasi
c.       Konflik lini-staf, adalah konflik antara lini dan staf
d.      Konflik formal informal, adalah konflik antara organisasi formal dengan organisasi informal.
3.      STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK
Secara tradisional pendekatan terhadap konflik organisasional adalah sangat sederhana dan optimistik. Pendekatan tersebut didasarkan atas tiga anggapan, yaitu :
a.       Konflik dapat dihindarkan
b.      Konflik dapat dihindarkan oleh para pembuat masalah, pengacau dan primadona
c.       Bentuk-bentuk wewenang legalistic
d.      Korban diterima sebagai hal yang tak dapat dielakkan
Apabila keadaan tidak saling mengerti serta situasi penilaian terhadap perbedaan antara anggota organisasi itu makin parah sehingga consensus sulit dicapai, sehingga konflik tak terelakkan, dalam hal ini pimpinan dapat melakukan berbagai tindakan tetapi harus melihat situasi dan kondisinya, yaitu :
a.       Menggunakan kekuatan
b.      Konfrontasi
c.       Kompromi
d.      Menghaluskan situasi
e.       Pengunduran diri
Bila dilihat sekilas memang sepertinya konflik itu sangat sulit untuk dihindari dan diselesaikan, tetapi dalam hal ini jangan beranggapan bahwa dengan adanya konflik berarti organisasi tersebut telah gagal, karena bagaimanapun sulitnya suatu konflik pasti dapat diselesaikan oleh para anggota dengan melihat persoalan-persoalan serta mendudukannya pada proporsi yang wajar.
4.      MOTIVASI
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Jadi motivasi bukanlah sesuatu yang dapat diamati, tetapi merupakan hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu perilaku yang tampak. Motivasi merupakan masalah yang kompleks dalam organisasi karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi adalah berbeda-beda dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.
5.      TEORI MOTIVASI
Motivasi dapat ditimbulkan baik oleh faktor internal maupun eksternal tergantung dari mana suatu kegiatan dimulai.
Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internal. Begitu juga dalam suatu organisasi, setiap individu akan mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda dan unik. Penggolongan motivasi internal yang dapat diterima secara umum belum medapat kesepakatan para ahli, namun demikian para psikolog menyetujui bahwa motivasi internal dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu :
a.       Motivasi fisiologis, yang merupakan motivasi alamiah (biologis) seperti lapar, haus, seks
b.      Motivasi psikologis, yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar yaitu :
-          Motivasi kasih sayang (affectional motivation), yaitu motivasi untuk menciptakan dan memelihara kehangatan, keharmonisan, dll.
-          Motivasi mempertahankan diri (ego-defensive motivation) yaitu motivasi untuk melindungi kepribadian dan mendapatkan kebanggan diri.
-          Motivasi memperkuat diri (ego-bolstering motivation) yaitu motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi dll.
Teori motivasi eksternal mejelaskan kekuatan-kekuatan yang ada di dalam individu yang dipengaruhi faktor-faktor intern. Untuk itu, teori motivasi eksternal tidak mengabaikan teori motivasi internal, tetapi justru mengembangkannya. Teori motivasi eksternal ada yang positif dan ada pula yang negatif. Dalam hal ini ada sebuah teori dari Mc Gregor yang dikenal dengan teori X dan teori Y, yang akan membantu menjelaskan teori motivasi eksternal.
Teori tradisional mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas teori X. adapun anggapan-anggapan yang mendasari teori tersebut adalah :
-          Rata-rata para pekerja itu malas, tidak suka bekerja.
-          Karena pada dasarnya pekerja itu tidak suka bekerja, maka harus dipaksa, dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman, dan diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi
-          Rata-rata para pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung jawab, ambisi yang kecil, dll
Tetapi pada kenyataannya teori X tidak dapat menjawab seluruh fakta yang ada dan terjadi di dalam organisasi. Oleh karena itu perlu ada teori yang lain yang mungkin dapat menjawabnya, yaitu teori Y, anggapan-anggapan dari teori Y antara lain sebagai berikut :
-          Usaha fisik dan mental yang dilakukan manusia dalam bekerja adalah kodrat manusia, sama halnya dengan bermain atau beristirahat
-          Rata-rata manusia bersedia belajar, dalam kondisi yang layak tidak hanya menerima tetapi mencari tanggung jawab
-          Ada kemampuan yang besar dalam kecerdikan, kreativitas dan daya imajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh karyawan
-          Pengendalian ekstern dan hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan tersebut
-          Keterikatan pada tujuan organisasi adalah fungsi penghargaan yang diterima karena prestasinya
-          Organisasi seharusnya memberikan kemungkinan orang untuk mewujudkan potensinya, dan tidak hanya digunakan sebagian.
3. ANALISIS
Timbulnya konflik atau pertentangan dalam organisasi, merupakan suatu kelanjutan dari adanya komunikasi dan informasi yang tidak menemui sasarannya. Bila dilihat sekilas memang sepertinya konflik itu sangat sulit untuk dihindari dan diselesaikan, tetapi dalam hal ini jangan beranggapan bahwa dengan adanya konflik berarti organisasi tersebut telah gagal, karena bagaimanapun sulitnya suatu konflik pasti dapat diselesaikan oleh para anggota dengan melihat persoalan-persoalan serta mendudukannya pada proporsi yang wajar. Oleh karena itu pemahaman akan konsep dan dinamika konflik dalam studi prilaku organisasional perlu untuk dipahami dengan baik.
4. REFERENSI
 Widiyatmini & Izzati A, Pengantar Organisasi & Metode, Jakarta: Gunadarma, 1996.
 http://rzaharani.blogspot.com/2012/11/konflik-organisasi.html